Selasa, 22 Oktober 2013

Penalaran Induktif

PENALARAN INDUKTIF

           Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (empirik) sehingga akan memberikan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proporsi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
            Penalaran Induktif adalah penalaran yang dapat dilihat dari suatu peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan ataupun pengetahuan baru yang bersifat umum. Dengan kata lain, kesimpulan tersebut belum tentu benar dan akan tetapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar (kesimpulan tersebut tidak lebih dari suatu pernyataan).
Contoh penalaran induktif adalah :
Wahyu rajin belajar sehingga ia dapat lulus ujian. Vean rajin belajar sehingga ia dapat lulus ujian. Deni rajin belajar sehingga ia dapat lulus ujian.
Kesimpulannya : Semua murid yang rajin belajar dapat lulus ujian.

Penalaran induktif terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Generalisasi
            Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. ( Mundiri, 1994 : 127 ). Generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi :
-          Devi senang berolahraga dan mempunyai tubuh yang sehat.
-          Rani senang berolahraga dan mempunyai tubuh yang sehat.
Generalisasi : semua orang yang senang berolahraga mempunyai tubuh yang sehat.

Dilihat dari segi bentuknya, generalisasi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. .       Generalisasi tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus penduduk

b.         Generalisasi dengan loncatan induktif
Generalisasi dengan loncatan induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa senang memakai celana jeans.


2. Analogi
            Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal. Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya, tanpa memperhatikan perbedaannya. Jadi, kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda. proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni ;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.

Contoh :
Seseorang yang menunda-nunda untuk mengerjakan tugas sama halnya dengan menabung. Menabung merupakan proses yang dilakukan untuk mengumpulkan uang supaya bertambah banyak, dari yang sedikit lama-lama menjadi bukit. Demikian halnya dengan seseorang yang menunda-nunda pekerjaan, sedikit demi sedikit pekerjaan akan menumpuk bila tidak segera dikerjakan. Jadi orang yang menunda-nunda untuk mengerjakan tugas sama halnya dengan menabung.


3. Hubugan Kausal
            Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya sampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu. Atau dpat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.
Macam-macam hubungan kausal :
a. Sebab-akibat
Peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek dari peristiwa tersebut.
Contoh: 
Jumlah volume kendaraan di ibu kota bertambah, akibatnya kemacetan jalan raya di ibu kota semakin parah.
b. Akibat-sebab
Peristiwa yang dianggap sebagai akibat dari sebab peristiwa tersebut yang mungkin telah
menimbulkan akibat.
Contoh: 
Sudah beberapa hari Ridwan tidak masuk kuliah, rumahnya pun tampak sepi, adiknya nampak pergi ke Rumah Sakit. Oleh karena itu, sepertinya Ridwan sedang sakit.
c. Akibat-akibat
Akibat dari akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh: 
Harga bahan bakar jenis Premium akan naik mengikuti harga pasaran minyak, sehingga bahan-bahan baku pun harganya ikut melambung.





Refferensi :