PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran merupakan
suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (empirik) sehingga
akan
memberikan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proporsi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran
Induktif adalah penalaran yang dapat dilihat dari
suatu peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan ataupun pengetahuan baru yang bersifat umum.
Dengan kata lain, kesimpulan tersebut belum tentu benar dan akan tetapi
kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar (kesimpulan tersebut tidak
lebih dari suatu pernyataan).
Contoh
penalaran induktif adalah :
Wahyu rajin belajar sehingga ia dapat lulus
ujian. Vean rajin belajar sehingga ia dapat lulus ujian. Deni rajin belajar
sehingga ia dapat lulus ujian.
Kesimpulannya
: Semua murid yang rajin belajar dapat lulus ujian.
Penalaran
induktif terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan
umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang
diselidiki. ( Mundiri, 1994 : 127 ). Generalisasi merupakan pernyataan yang
berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi
mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,
generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh
generalisasi :
-
Devi senang berolahraga dan mempunyai
tubuh yang sehat.
-
Rani senang berolahraga dan mempunyai
tubuh yang sehat.
Generalisasi
: semua orang yang senang berolahraga mempunyai tubuh yang sehat.
Dilihat dari segi bentuknya,
generalisasi dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
. Generalisasi tanpa loncatan induktif
Generalisasi tanpa loncatan induktif
adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Contoh: Sensus
penduduk
b. Generalisasi dengan loncatan induktif
Generalisasi
dengan loncatan induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki.
Contoh: Hampir
seluruh pria dewasa senang memakai celana jeans.
2. Analogi
Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal. Dalam
penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya, tanpa memperhatikan
perbedaannya. Jadi, kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara
dua hal yang berbeda. proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi
tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus
lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni ;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh
:
Seseorang
yang menunda-nunda untuk mengerjakan tugas sama halnya dengan menabung.
Menabung merupakan proses yang dilakukan untuk mengumpulkan uang supaya
bertambah banyak, dari yang sedikit lama-lama menjadi bukit. Demikian halnya
dengan seseorang yang menunda-nunda pekerjaan, sedikit demi sedikit pekerjaan
akan menumpuk bila tidak segera dikerjakan. Jadi orang yang menunda-nunda untuk
mengerjakan tugas sama halnya dengan menabung.
3. Hubugan Kausal
Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya sampai
pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu. Atau dpat juga kita sampai
pada akibat dari fakta itu.
Macam-macam hubungan kausal :
a. Sebab-akibat
Peristiwa
yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek dari peristiwa
tersebut.
Contoh:
Contoh:
Jumlah
volume kendaraan di ibu kota bertambah, akibatnya kemacetan jalan raya di ibu
kota semakin parah.
b.
Akibat-sebab
Peristiwa
yang dianggap sebagai akibat dari sebab peristiwa tersebut yang mungkin telah
menimbulkan
akibat.
Contoh:
Sudah
beberapa hari Ridwan tidak masuk kuliah, rumahnya pun tampak sepi, adiknya
nampak pergi ke Rumah Sakit. Oleh karena itu, sepertinya Ridwan sedang sakit.
c.
Akibat-akibat
Akibat
dari akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh:
Contoh:
Harga
bahan bakar jenis Premium akan naik mengikuti harga pasaran minyak, sehingga
bahan-bahan baku pun harganya ikut melambung.
Refferensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar